Manchester United kembali menyala di Liga Europa pasca kemenangan melawan PAOK melalui dua gol brilian dari Amad Diallo.
Setelah babak pertama yang membosankan, pemain berusia 22 tahun itu mencetak dua gol. Gol itu mengamankan kemenangan pertama United di Eropa yang terakhir diraih lebih dari setahun lalu. Gol pertama ia ciptakan melalui sundulan akurat memanfaatkan umpan silang Bruno Fernandes. Diakhiri dengan gol kedua yang brilian untuk mengunci pertandingan.
Manchester United membutuhkan kemenangan setelah tiga kali seri berturut-turut di Liga Europa. Kemenangan di Old Trafford, 8 November 2024 ini membuat Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih interim, sudah membukukan dua kemenangan dan satu hasil seri sebelum pertandingan terakhirnya sebagai manajer sementara melawan Leicester City akhir pekan ini.
Berikut ini hal-hal yang mungkin terlewatkan dari hasil manis di Old Trafford:

Ketika Antony dipilih untuk menggantikan Amad Diallo dalam pertandingan melawan Fenerbahce, Amad Diallo terlihat tidak suka. Ia akhirnya mendapat kesempatan ketika pemain Brasil itu cedera, tetapi pemain berusia 22 tahun itu masih kurang puas dengan keputusan itu.
Erik ten Hag sendiri agak setengah hati untuk memberinya kesempatan pada musim lalu. Bahkan, setelah awal yang cemerlang dimusim ini, ia perlahan-lahan mulai tersisih lagi. Ia berharap kedatangan Ruben Amorim memberinya start yang baru. Ia tampak bertekad untuk serius melawan PAOK sekaligus membuktikan satu hal bahwa ia sudah lebih berkembang.
Ia adalah penyerang United yang paling prospektif dan haus gol. Tapi kita juga tahu Amorim ingin melihat kerja keras serta kualitas. Amad Diallo menunjukkan semua itu. Ia terus-menerus naik turun di sisi kanan dan pada satu titik di awal babak pertama, ia berlari cepat melintasi lapangan untuk membungkus tiga bek PAOK berturut-turut saat mereka mengoper bola. Akhirnya ia berhasil melakukan blok dan bola pun keluar.
Di pinggir lapangan, Van Nistelrooy melangkah keluar dari area teknisnya dan bertepuk tangan. Sementara, seisi Old Trafford pun berdiri untuk memberi hormat atas kerja kerasnya. Kita dapat membayangkan juga bagaimana Amorim ikut menikmati momen itu dari Lisbon.
Performa seperti itu menggaransi perhatian dari Amorim. Pada gol kedua, Amad Diallo melakukannya sendirian. Ia menekan Baba Rahman dengan sangat kuat sehingga ia berhasil merebut bola. Setelah menggiring ke arah gawang, usaha itu diakhiri dengan penyelesaian apik kaki kirinya.
Terlihat Frustasi
Ada beberapa kesempatan dalam laga Manchester United vs PAOK; ketika para pemain United tidak dapat menyembunyikan rasa frustrasi mereka satu sama lain. Di babak pertama, Fernandes memaki Alejandro Garnacho karena gagal mengoper bola kepadanya dengan cukup cepat. Tepat setelah jeda, Rasmus Hojlund gantian memprotes Diogo Dalot karena tidak mengoper bola kepadanya.
Baik Fernandes maupun Hojlund menunjukkan ketidaksenangan mereka terhadap rekan setimnya di depan umum dan itu terlihat dengan sangat jelas. Bagi tim pemenang, kita bisa memahami kalau masing-masing pemain punya standar tinggi. Tapi bagi tim yang sedang berbenah seperti United, ini menunjukkan fakta lain.
Manchester United lebih terlihat sebagai tim yang tak kompak. Mereka seperti bermain sendiri-sendiri dan tak ada chemistri. Perselisihan pendapat di lapangan bukanlah pertanda yang baik. Amorim pasti langsung mencatatnya sebagai PR.
Potensi Masalah Di Tribun Penonton
Sekitar 4.000 fans PAOK membuat kegaduhan di Old Trafford. Beberapa dari mereka juga duduk di tribun fans setan merah. Ada cukup banyak orang yang duduk di Sir Bobby Charlton Stand di sebelah tribun tandang dan mereka tidak malu untuk menunjukkan dirinya menjelang kick off.
Saat pertandingan dimulai, pengawas di area tersebut berusaha memindahkan sejumlah fans PAOK agar lebih dekat ke tribun tandang untuk mengurangi risiko masalah. Masalah itu sebenarnya tidak sebesar seperti saat melawan Galatasaray musim lalu, tetapi kubu United tentu tidak ingin masalah itu muncul lagi.
Wasit Keempat dan Obrolan dengan Pemain Pengganti
Bench Manchester United tak ingin melihat wasit keempat Marcel Birsan wira wiri lagi. Wasit itu tampaknya suka berpatroli. Ia menghabiskan waktu sepanjang pertandingan dengan berdiri di antara dua area teknis dan secara teratur memberi tahu Van Nistelrooy untuk berhenti keluar dari areanya. Ia juga berbicara dengan lima pemain pengganti United sebelum turun minum saat mereka kembali ke ruang ganti setelah pemanasan.
Birsan tampaknya merasa ada yang mengganjal. Menurutnya para pemain pengganti terlalu banyak berlari di lapangan, dan memberi tahu mereka saat mereka kembali. Lisandro Martinez sendiri mengobrol panjang lebar dengan ofisial keempat untuk mempertanyakan apa yang dikatakan dan menyampaikan maksudnya.