de ligt - beritamanchester.com
de ligt - beritamanchester.com

De Ligt mulai menemukan kembali performa terbaiknya di Manchester United. Meski ia cukup sedih dengan pemecatan Ten Hag.

Matthijs de Ligt mencari musim yang lebih baik di Bayern Muenchen. Keinginannya itu rupanya bertemu dengan tawaran Ten Hag untuk bergabung bersama Manchester United.

Bek timnas Belanda itu tentu ingat bagaimana dulu Ten Hag memolesnya hingga menjadi kapten Ajax Amsterdam diusia yang masih sangat muda.

Bergabung bersama Juventus tahun 2019, de Ligt datang sebagai talenta muda paling menjanjikan. Tapi, lima tahun kemudian, ekspektasi orang padanya mulai pudar.

Upaya untuk kembali ke performa puncak saat ia berumur 17 sampai 19 tahun dulu, ia perlihatkan dengan mendekat pada Ten Hag. Pelatih yang memainkannya di 70 pertandingan Liga Belanda bersama Ajax.

de ligt - beritamanchester.com
de ligt – beritamanchester.com

De Ligt dan Ten Hag

Keberadaan ten Hag di Manchester, rupanya membawa peningkatan bagi penampilan de Ligt. Perlahan, pemain 25 tahun itu kembali performanya yang konsisten dan kokoh di belakang.

Chemistrinya dengan Lisandro Martinez mulai meningkat. Ia menjadi starter dalam enam dari tujuh pertandingan terakhir manchester United. Hanya satu pertandingan yang berakhir dengan kekalahan.

“Saya merasa cukup baik. Tujuh pertandingan terakhir menunjukkan bagaimana saya bisa menemukan ritme saya, merasa penting bagi tim ditambah hasil kemenangan. Itu bagus sekali,” ungkap de Ligt.

Pemain United menghormati ten Hag, tapi tak banyak yang sedekat de Ligt. Sebab, mereka sudah lama bekerja sama.

De Ligt datang ke Old Trafford dengan mahar 38juta Poundsterling musim panas ini. Salah satu pertimbangannya adalah faktor Ten Hag. Jadi, ia cukup kecewa dengan pemecatan Ten Hag pasca kekalahan 2-1 melawan West Ham.

“Pemecatan manajer selalu sulit, apalagi saya punya hubungan dekat dengannya. Saya merasa simpati padanya, karena saya tahu kerja kerasnya untuk tim,” tambah mantan kapten Ajax itu.

“Akhirnya kita paham apa itu sepak bola. Jika hasilnya tak sesuai harapan, siapapun akan dipermasalahkan. Apakah itu pelatih maupun pemain. Kami hanya perlu untuk terus maju,” kata de Ligt.

Pergi Ten Hag, datanglah Amorim. Tapi, de Ligt tetaplah nama besar di lini belakang. Ia justru lebih cocok untuk main dengan sistem favorit Amorim, yaitu tiga bek di belakang.

Posisi itu menjadi favoritnya baik di klub maupun timnas.

“Saya bermain dengan pola tiga bek baik di timnas, Juventus maupun Bayern,” aku de Ligt.

Di pertandingan terakhir melawan Leicester, United memperlihatkan kontrol permainan yang baik dengan format tiga bek.

“Menurut saya, perbedaan antara tiga atau empat bek sebenarnya tidak banyak. Intinya, kami harus kompak dan menjalankan tugas kami dengan baik,” pungkas De Ligt.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here